Saturday, 27 August 2016

MUKIDI SANG PELESTARI LINGKUNGAN ASAL TEMANGGUNG







urban.hikers#inspirasimereka 

Kaki Gunung Sumbing di Temanggung dahulu penuh lahan kritis yg mulai meranggas & rawan longsor. Ini terjadi karena cara bertani turun temurun yg hanya menanam 1 jenis tanaman dalam 1 musim,seperti cabai atau tembakau saja Kondisi ini yg mendorong seorang petani Desa Wonotirto,mengambil tindakan.

.
Adalah Mukidi,nama petani yg prihatin itu.Berdasar pengalaman ber-tahun2 sebagai petani,ditambah belajar otodidak,Mukidi yg sekolah hingga SMA itu tahu ada sejumlah cara utk memperbaiki kondisi lahan sekaligus mewujudkan kemandirian bagi petani.
.
"Wono itu artinya alas & tirto itu air,harusnya desa yg banyak air,tapi kenyataannya justru airnya minim sekali.Ini jd keprihatinan saya,"ujar Mukidi.
.
Melalui kelompok2 tani,Mukidi mengajak para petani memadukan tanaman semusim seperti cabai,kubis,singkong,dgn tanaman keras bernilai jual tinggi seperti durian,mahoni,jati & kopi.
.
"Dia sukanya memberi solusi tentang masalah2 pertanian.Apa saja yg ada di desa ini & apa yg tdk ada,jd dia itu membina petani,"jelas anggota Kelompok Tani Sumber Rezeki.
.
Demi kemandirian ekonomi para petani yg umumnya memiliki lahan sempit,Mukidi jg memberi contoh cara mengolah,mengemas,&memasarkan biji kopi."Ilmu petani itu harusnya ditambah 1 lagi,yaitu bagaimana cara mengembangkan,"ujar Mukidi.
.
Mukidi pun berkampanye hijau dgn berbagai cara,termasuk melalui sekolah.Mukidi mengajar program ekstra kurikuler tentang lingkungan di sebuah SMP.
.
"Kami mendukung kegiatan Pak Mukidi utk penghijauan lingkungan.Sesuai anjuran pihak sekolah,kami ingin menunjukkan contoh green school yg peduli & berwawasan lingkungan,"jelas Wiyanto,Kepala SMP Negeri 3 Bulu,Temanggung.
.
Upaya Mukidi mengajak anak2 utk peduli lingkungan tampaknya telah membuahkan hasil,"manfaatnya,kita jd tahu cara menanam yg baik& merawat tumbuhan agar tdk mati serta mengetahui cara mengatasi masalah lingkungan."
.
Berkat Mukidi,jumlah lahan kritis di Temanggung jauh berkurang.Puluhan petani telah beralih ke cara bercocok tanam tumpang sari,memadukan tanaman semusim dgn tanaman keras.Atas upaya Mukidi sejak sekitar 10 thn lalu,ribuan bibit tanaman keras,tersebar ditanam di kawasan Temanggung.
.
.

Sumber: liputan6 dan @urban.hikers

No comments:

Post a Comment